CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA JELITA PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA JELITA PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA JELITA PART3, Hasrat-Bispak44 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang benar belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuma diam dan pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tidak lama setalah itu, Cie Fifi  bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kayaknya Cie Fifi memanglah mempersiapkan kantung plastik itu untuk menaruh celana dalamnya yang dia mengetahui akan dikotori sang cebol seperti saat sebelum awal kalinya.

"Dasar. Udah orangya cebol, gak sadar kali bila burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang lalu tinggalkan gudang ini.

Kalimat Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, persoalan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa  saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengesah terhenti waktu tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari ujarnya pengen nyepong. Kapan keluarnya jika dari barusan sekedar kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam lagi tekan nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu kian menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta permainkan lidahku di penis Dedi, biar dia tidak menyambung siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah dan merintih kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut pada saat saya lagi usaha membuat penis Dedi berejakulasi. Adakalanya saya memandang nakal di Dedi, supaya dia kian terangsang sampai pekerjaanku bakal tuntas bisa semakin cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA JELITA PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat bercakap, cuma dapat mengguman gak terang sewaktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tidak ada siapa siapa kembali di saat saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Mulai sejak kapan Pandu telah ada di sini? Kenapa barusan saya tidak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya ingin larang Pandu, namun waktu ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat bercakap dengan terang.

Telat, Pandu udah menyibak rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah tunggu hukuman yang hendak diberi Dedi jika dia melihatku pakai celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian kuat. Dua pelajar biadab ini akan lekas melumatku dalam gudang ini, namun yang sangat kutakutkan ialah Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruh rencanaku. Selayaknya barusan itu saya dapat lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tiada waktu buatku untuk berpikiran atau berleha leha. Tau-tau badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Setelah itu dengan urutan ke-2 kakiku yang terus begitu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengangkat penisnya yang rupanya sudah ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan jengkel saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan seluruhnya tehnik oralku supaya Pandu cepat sampai pucuk dan nanti dia tidak turut nikmati lubang vaginaku selesai Dedi usai nikmati badanku. Sedangkan kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar pada bagian bibir vaginaku. Dedi telah mengetahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, sebab kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menghardik.

Saya tidak berani menjawab, tidak berani menengok. Mau rasanya saya menangis, tetapi saya tidak mau kelak kawan temanku khususnya Jenny justru menanyakan bertanya jika kelak mataku kelihatan sembab.

Saya cuman dapat pasrah serta lagi mengoral penis Pandu, sembari menanti hukuman yang bisa dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mendesah terhenti sewaktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, memunculkan kesan yang aneh sewaktu saya sadari celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan terus mengesah terhambat, namun saya tidak lupa bila saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya tidak kuat kembali, saya mengesah dan meronta kesakitan saat saya merasai pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sentil Dedi sewaktu saya melihat ke belakang untuk memandang apa yang telah dilakukan Dedi.

Saya lihat sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membuat sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk menyudahi semuanya ini.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Namun Dedi betul-betul mau menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi siap.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuman ketawa tawa.

"Telah, gak boleh ngoceh lagi! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengerang terhenti, tetapi sekarang ini saya tidak memiliki alternatif lain, saya mesti menyambung service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata sudah tidak sabar buat nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, dan suatu benda pijakl, hangat serta lumayan besar, yang tentu kepala penis Dedi itu, sekarang melekat serta menyudutkan bibir vaginaku.

Badanku melafalkanng sekejap waktu penis Dedi memotong lubang vaginaku serta selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata menghentikan sakit, serta selanjutnya saya lagi usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi berlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menohok demikian dalam lubang vaginaku. Berulangkali saya melenguh terhambat, serta saya mulai gak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Karena itu saya mesti semakin menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya harus berusaha menghentikan mual gara-gara berbau apek yang melanda hidungku, pula saya harus mencegah terasa sakit bergabung nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuma mengharap pasienanku ini selekasnya selesai. Saya  mengharap pakaian seragam sekolahku ini tak lecek dan basah oleh keringatku sesudah saya tuntas dicabuli oleh dua begundal ini. Seusai saya kumpulkan seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta mengisap penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA JELITA PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia ingin melepas penisnya dari gempuranku, barangkali dia sudah tidak dapat mencegah keasyikan service oralku.

Tetapi saya gak pengen melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan untuk mengendalikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sesaat setelah itu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Seluruhnya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruhnya cairan dalam mulutku ini, namun saya tidak pengen Pandu bisa lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku tadi semestinya udah sukses. Saya sangat geram kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses menundukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat menggunakan trik yang serupa untuk menumpahkan kekecewaanku di Pandu. Saya lagi mengisap penis di mulutku ini meskipun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, tapi saya belum tuntas dengannya.

Saya terus menghirup serta menghirup penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Pada akhirnya saya hentikan kulumanku pada penis Pandu, dan di saat saya membebaskan tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama sepertiseperti nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergelimpang sesudah saya serta beberapa pacarku balik meniduri mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menikamkan penisnya dalam pada dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya bakal meletus saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sehabis Dedi tuntas siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, balik tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi kagum menatapku seperti gak meyakini dengan yang baru-baru ini berlangsung.

"Brengsek, kamu dapat bisanya mengejek saya", desisku dengan suara gemetaran sangking berangnya.

Kondisi di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir mencegah tangis. Saya sangat sakit hati waktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa pedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya mesti beres-beres diriku di toilet, sekalian sekurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya lekas mengangkut rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang ada untuk mengelap lelehan sperma di kitaran pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil serta kuselipkan pada sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya dapat membantu rasa tidak nyaman di selangkanganku.

Serta sekali ini saya telah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima olokan semacam ini? Dengan berurai air mata, saya membereskan rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di parasku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran bertukar telah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari ke kelasku. Diperjalanan saya menyaksikan pak Totok yang anyar keluar kelasku, dan aku lekas menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit di perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu jelas sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Jika masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA JELITA PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tidak ingin tertiban malapetaka untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak perlu pak, Eliza udah lebih enak. Terima kasih pak, saya balik ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya lekas balik tuju ke kelas buat mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny saat saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya habis sakit di perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu setelah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan khawatir.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga nangis. Namun saya sudah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop meresahkanku

"Saat ini perutmu telah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum di Jenny.

Sebetulnya saya berasa sedikit gak sedap karena saya mesti bohong di Jenny yang demikian perhatikan serta mencintaiku. Perasaan bersalah ini sedikit mengacaukanku, meski saya tahu ini merupakan yang terbaik, ketimbang ada yang dengarkan perbincangan kami waktu saya menyatakan apa yang sebetulnya berlangsung padaku saat saya berada pada toilet, ataupun lebih benarnya di gudang barusan.

Namun selang berapa saat Jenny udah kembali repot merayu serta mengejekku bab Andy. Ditambah lagi saat jam paling akhir ini hari guru yang semestinya mengajarkan di kelas kami tak masuk, maka dari itu kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin bergairah menarikku, serta saya udah hilang akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Serta pada saat saya tidak tahu harus lakukan perbuatan apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih lagi dikerjakan Andy? Apa yang lebih kurang ada pada ingatan Andy waktu ini? Apa dia memikirku? Tiba-tiba saya telah berasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang satu berikut kembali jatuh hati deh… hingga sampai sampai saya tidak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Begitu ya? Jika gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian menyaksikan ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengen omong apa ya… saya pengen omong, kalaupun Eliza gak senang dengan dia", Jenny menjawab dengan type cuek bebek sekalian mulai mengepaki buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah memanglah barusan mengeluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh getho dong… aku…", saya mulai was-was bila kalau Jenny sungguh-sungguh lewat kata tukasnya, dan saya dan terus merengek-rengek.

"Kalaupun getho kamu tak boleh menghindar selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya tidak dapat berucap apa manalagi dan parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuma dapat tersenyum malu sekalian merapikan seluruhnya buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Selesai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas di saat Sherly tiba-tiba ada di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya menyengaja mengeluhkan saat saya menyaksikan Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengin sampai kapan sich baru bahagia nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan was-was.

"Maka itu tidak boleh ngelamun saja sayang… lihat donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA JELITA PART3

Saya memandang ke sekitarku, nyatanya memang kelasku ini udah kosong selainnya kami bertiga. Namun tetap juga saya cemas kalaupun ada yang dengar kata-kata mereka barusan mengenai saya jadian sama Andy. Saya gak ingin Andy dengar gosip yang tidak tidak, saya tidak ingin hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Namun, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba berikan argumen untuk pisah pada mereka, biar saya gak tak henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, kebenaran saya pun haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pula haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya tidak miliki argumen kembali, karenanya saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Pastinya ledekan mereka padaku kembali bersambung, serta saya cuman dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi risi di saat saya lihat sang cebol. Saya terpikir tingkah laku kejinya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Tapi saya usaha punya sikap biasa. Ditambah lagi Cie Fifi telah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Selesai kami bertiga tuntas minum, kami lekas bayar pesanan kami dan mohon pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama